Seminggu setelah presiden Obama mendapat kecaman dari uskup Katolik di Amerika Serikat karena keputusannya yang seolah melegalkan praktek aborsi, Obama mengungkapkan bahwa dia dan istrinya menghormati Rabu Abu dan awal Prapaskah.
"Hari ini, Michelle dan saya menghormati Rabu Abu dengan orang Kristen di seluruh negeri dan di seluruh dunia," kata Obama. "Ini sekaligus kesempatan yang khidmat dan gembira, kesempatan untuk mengenang pengorbanan tertinggi penebusan." Ungkap Obama seperti diposting di situs web Gedung Putih.
Rabu Abu, yang jatuh pada 22 Februari tahun ini, menandai awal Prapaskah, masa 40 hari di mana umat beriman mengenang masa sengsara Yesus sampai pada kematian-Nya sekaligus untuk mempersiapkan Paskah.
Dalam Gereja Katolik pada hari Rabu Abu, Imam akan memberikan tanda salib dari abu di dahi umat yang datang pada misa. Hal ini untuk seolah mengatakan: “Ingat, manusia, engkau debu dan akan kembali menjadi debu"
Konferensi Uskup Katolik AS telah menyatakan bahwa perintah Obama yang menghimbau semua asuransi kesehatan yang dijual di Amerika Serikat untuk menutup biaya sterilisasi, kontrasepsi dan aborsi tidak sesuai dengan iman Gereja Katolik. Gereja mengajarkan bahwa sterilisasi, kontrasepsi buatan dan aborsi secara moral salah dan bahwa umat Katolik tidak boleh terlibat di dalamnya.
Dalam warta di paroki-paroki Katolik seluruh negeri, uskup mengatakan keputusannya Obama: "Kami tidak dapat dan tidak akan mematuhi hukum yang tidak adil."
Jelang Pemilu Presiden Amerika Serikat, pertanyaan tentang keimanan Presiden Obama terus menjadi perdebatan. Semoga dukungan ini bukan sekedar upaya dari Obama untuk memulihkan nama baiknya di gereja Katolik, namun sungguh-sungguh sadar bahwa Paskah adalah momen yang paling penting bagi umat Kristen.
Sumber : cnsnews